CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages

Tuesday, March 22, 2011

Handphone terbaru tercanggih

Nokia merupakan salah satu perusahaan terbesar yang telah berhasil mencetak produck2 HP yang berkualitas dan di minati dalam persaingan pasar dunia.Nokia memang di kenal sebagai design HP tercanggih,hp termahal,HP terbaru,free mp3,free Mp4,free video call,Free aplikasi chat,aplikasi game,camera digital.

Nokia 888 Communicator

Nokia benar-benar mempunyai konsep ponsel yang paling menarik. Nokia 888, konsep ponsel yang begitu futuristik. Ponsel ini menggunakan baterai cair, mode pengenal suara, layar sentuh fleksibel dan ‘touch sensitive body cover’. Didesain oleh Tamer Nakisci dan memenangkan penghargaan Nokia Design Award
 
Nokia Aeon
Nokia Aeon diperkenalkan di situs resmi Nokia pada seksi Research & Development. Yang menggembirakan dari ponsel ini adalah bahwa nampaknya ponsel ini akan diproduksi pada Februari mendatang. Tentu saja ini baru sekedar rumor, tapi tetap membuat kita berharap akan melihat ponsel ini di toko-toko suatu saat nanti. Yang kita ketahui tentang ponsel ini adalah menggunakan layar sentuh dan bentuknya yang fantastik.

Sky “Sleek n Slim”
“Sleek & Slim dari SKY adalah ponsel konsep lain yang berbasis teknologi layar sentuh. Ponsel ini memiliki touchpad yang berpendar kalem, kunci yang dapat disembunyikan dan desain minimalis yang “fashionable”


Benq-Siemes “Snaked”

Desainer-desainer Benq ternyata juga memikirkan kaum wanita, maka dibuatlah Snaked ini. Sebuah ponsel dengan bentuk menyerupai hewan reptil. Agak menakutkan sih, tapi tetap kelihatan sangat keren.. Snake adalah ponsel fashion untuk wanita sportif, karena ada fitur ‘body monitoring sensor’ supaya para wanita tetap memiliki bentuk tubuh yang oke..

What You See is What You Get Concept
Satu hal yang pasti tentang ponsel konsep yang ini .. seharusnya memakai yang lebih singkat BigGrin.gif. Didesain oleh Pei Hua Hang, nama ponsel ini didapat dari kenyataan bahwa ponsel konsep ini tidak lagi menggunakan LCD sebagai viewfinder untuk kamera digitalnya, tetapi menggunakan frame transparan. Dan tentu saja interaksi dengan penggunanya menggunakan layar sentuh

Retroxis By Dark Label
Kalau banyak ponsel yang disebutkan disini mungkin tidak akan dijual di toko, ponsel konsep Retroxis dari Dark Label lebih terlihat “manusiawi”, dan kita dapat berharap akan memilikinya suatu saat nanti. Didesain oleh Lim Sze Tat, casing ponsel ini terbuat dari “high polished polycarbonate” yang dikenal ringan dan kuat. Ponsel ini juga memiliki layar OLED yang kasat mata. Layar ini akan hilang bila ponsel tidak aktif.

Benq-Siemens “The Blackbox”
Black Box didesain oleh Benq-Siemens menggunakan layar sentuh sebagai keypad. Pada saat pengguna menggunakan fungsi tertentu, layar sentuh akan segera berubah layoutnya sesuai fungsi yang dipilih.

NEC Tag
Serupa dengan ponsel Snake, NEC Tag adalah sebuah ponsel fleksibel yang bisa digantung di sabuk atau dilingkarkan ke lengan penggunanya. Ponsel ini menarik karena memiliki ‘shape memorizing material’ dan sensor yang memungkinkan bentuk ponsel dapat berubah-ubah sesuai mode yang dipilih.

TripleWatch

Meski ide dari ponsel ini tidak terlalu baru, TripleWatch yang didesain oleh Manon Maneewa ini memiliki teknik ‘triple flip’ yang cukup menarik. Dengan teknik ini pengguna dapat mengubah bentuk dari sebuah jam menjadi ponsel. Saat digunakan sebagai jam tangan, ponsel mempunyai tombol speaker yang membuat pengguna ponsel dapat menjawab atau memutuskan panggilan saat menyetir.

Saturday, March 19, 2011

Quotes

Most people think and choose to change the world, but only a little say "I'll change myself"

This is me


I don’t need anyone to interfere me, I don’t need anyone to say shit about my life, and I don’t care if you guys think I am harsh, because this is who I really am, and one thing that you need to know, you don’t have to say anything about any part of my life, It’s my life, and I have a complete and unbreakable right to control it

Tuesday, March 15, 2011

Let me be free

You have to let me go, you have to let me fly
you have to let me be free
let me glide on the highest cloud
and dive...
in the deepest ocean
...you have to let me pick my own way
you have to let me be myself
you have to let me be who i always wanna be
cause i'm tired of pretending
and hiding under the shades of fake smiles
you have to let me pick my own way
you have to set me free
you have to let me go
then let me fly

biografi Hasan al Banna

Hasan Al Banna dilahirkan di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir tahun 1906 M. Ayahnya, Syaikh Ahmad al-Banna adalah seorang ulama fiqh dan hadits. Sejak masa kecilnya, Hasan al Banna sudah menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan otaknya. Pada usia 12 tahun, atas anugerah Allah, Hasan kecil telah menghafal separuh isi Al-Qur'an.
Sang ayah terus menerus memotivasi Hasan agar melengkapi hafalannya. Semenjak itu Hasan kecil mendisiplinkan kegiatannya menjadi empat. Siang hari dipergunakannya untuk belajar di sekolah.

Kemudian belajar membuat dan memperbaiki jam dengan orang tuanya hingga sore. Waktu sore hingga menjelang tidur digunakannya untuk mengulang pelajaran sekolah. Sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan Al-Qur'an ia lakukan selesai shalat Shubuh. Maka tak mengherankan apabila Hasan al Banna mencetak berbagai prestasi gemilang di kemudian hari. Pada usia 14 tahun Hasan al Banna telah menghafal seluruh Al-Quran. Hasan Al Banna lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik di sekolahnya dan nomor lima terbaik di seluruh Mesir. Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Darul Ulum.

Demikianlah sederet prestasi Hasan kecil. Selain prestasinya di bidang akademik, Ia juga memiliki bakat leadership yang cemerlang. Semenjak masa mudanya Hasan Al-Banna selalu terpilih untuk menjadi ketua organisasi siswa di sekolahnya. Bahkan pada waktu masih berada di jenjang pendidikan i'dadiyah (semacam SMP), beliau telah mampu menyelesaikan masalah secara dewasa, kisahnya begini:

Suatu siang, usai belajar di sekolah, sejumlah besar siswa berjalan melewati mushalla kampung. Hasan berada di antara mereka. Tatkala mereka berada di samping mushalla, maka adzan pun berkumandang. Saat itu, murid-murid segera menyerbu kolam air tempat berwudhu. Namun tiba-tiba saja datang sang imam dan mengusir murid-murid madrasah yang dianggap masih kanak-kanak itu. Rupanya, ia khawatir kalau-kalau mereka menghabiskan jatah air wudhu. Sebagian besar murid-murid itu berlarian menyingkir karena bentakan sang imam, sementara sebagian kecil bertahan di tempatnya. Mengalami peristiwa tersebut, al Banna lalu mengambil secarik kertas dan menulis uraian kalimat yang ditutup dengan satu ayat Al Qur'an, "Dan janganlah kamu mengusir orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya."(Q. S. Al-An'aam: 52).
Kertas itu dengan penuh hormat ia berikan kepada Syaikh Muhammad Sa'id, imam mushalla yang menghardik kawan-kawannya. Membaca surat Hasan al Banna hati sang imam tersentuh, hingga pada hari selanjutnya sikapnya berubah terhadap "rombongan anak-anak kecil" tersebut. Sementara para murid pun sepakat untuk mengisi kembali kolam tempat wudhu setiap mereka selesai shalat di mushalla. Bahkan para murid itu berinisiatif untuk mengumpulkan dana untuk membeli tikar mushalla!

Pada usia 21 tahun, beliau menamatkan studinya di Darul 'Ulum dan ditunjuk menjadi guru di Isma'iliyah. Hasan Al Banna sangat prihatin dengan kelakuan Inggris yang memperbudak bangsanya. Masa itu adalah sebuah masa di mana umat Islam sedang mengalami kegoncangan hebat. Kekhalifahan Utsmaniyah (di Turki), sebagai pengayom umat Islam di seluruh dunia mengalami keruntuhan. Umat Islam mengalami kebingungan. Sementara kaum penjajah mempermainkan dunia Islam dengan seenaknya. Bahkan di Turki sendiri, Kemal Attaturk memberangus ajaran Islam di negaranya. Puluhan ulama Turki dijebloskan ke penjara. Demikianlah keadaan dunia Islam ketika al Banna berusia muda. Satu di antara penyebab kemunduran umat Islam adalah bahwa umat ini jahil (bodoh) terhadap ajaran Islam.

Maka mulailah Hasan al Banna dengan dakwahnya. Dakwah mengajak manusia kepada Allah, mengajak manusia untuk memberantas kejahiliyahan (kebodohan). Dakwah beliau dimulai dengan menggalang beberapa muridnya. Kemudian beliau berdakwah di kedai-kedai kopi. Hal ini beliau lakukan teratur dua minggu sekali. Beliau dengan perkumpulan yang didirikannya "Al-Ikhwanul Muslimun," bekerja keras siang malam menulis pidato, mengadakan pembinaan, memimpin rapat pertemuan, dll. Dakwahnya mendapat sambutan luas di kalangan umat Islam Mesir. Tercatat kaum muslimin mulai dari golongan buruh/petani, usahawan, ilmuwan, ulama, dokter mendukung dakwah beliau.
Pada masa peperangan antara Arab dan Yahudi (sekitar tahun 45-an), beliau memobilisasi mujahid-mujahid binaannya. Dari seluruh Pasukan Gabungan Arab, hanya ada satu kelompok yang sangat ditakuti Yahudi, yaitu pasukan sukarela Ikhwan. Mujahidin sukarela itu terus merangsek maju, sampai akhirnya terjadilah aib besar yang mencoreng pemerintah Mesir. Amerika Serikat, sobat kental Yahudi mengancam akan mengebom Mesir jika tidak menarik mujahidin Ikhwanul Muslimin. Maka terjadilah sebuah tragedi yang membuktikan betapa pengecutnya manusia. Ribuan mujahid Mesir ditarik ke belakang, kemudian dilucuti. Oleh siapa? Oleh pasukan pemerintah Mesir! Bahkan tidak itu saja, para mujahidin yang ikhlas ini lalu dijebloskan ke penjara-penjara militer. Bahkan beberapa waktu setelah itu Hasan al Banna, selaku pimpinan Ikhwanul Muslimin menemui syahidnya dalam sebuah peristiwa yang dirancang oleh musuh-musuh Allah.

Dakwah beliau bersifat internasional. Bahkan segera setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Hasan al Banna segera menyatakan dukungannya. Kontak dengan tokoh ulama Indonesia pun dijalin. Tercatat M. Natsir pernah berpidato didepan rapat Ikhwanul Muslimin. (catatan : M. Natsir di kemudian hari menjadi PM Indonesia ketika RIS berubah kembali menjadi negara kesatuan).
Syahidnya Hasan Al-Banna tidak berarti surutnya dakwah beliau. Sudah menjadi kehendak Allah, bahwa kapan pun dan di mana pun dakwah Islam tidak akan pernah berhenti, meskipun musuh-musuh Islam sekuat tenaga berusaha memadamkannya.

Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. (Q. S. Ash-Shaff: 8)
Masa-masa sepeninggal Hasan Al-Banna, adalah masa-masa penuh cobaan untuk umat Islam di Mesir. Banyak murid-murid beliau yang disiksa, dijebloskan ke penjara, bahkan dihukum mati, terutama ketika Mesir di perintah oleh Jamal Abdul Naseer, seorang diktator yang condong ke Sovyet. Banyak pula murid beliau yang terpaksa mengungsi ke luar negeri, bahkan ke Eropa. Pengungsian bagi mereka bukanlah suatu yang disesali. Bagi mereka di mana pun adalah bumi Allah, di mana pun adalah lahan dakwah. Para pengamat mensinyalir, dakwah Islam di Barat tidaklah terlepas dari jerih payah mereka. Demikianlah, siksaan, tekanan, pembunuhan tidak akan memadamkan cahaya Allah. Bahkan semuanya seakan-akan menjadi penyubur dakwah itu sendiri, sehingga dakwah Islam makin tersebar luas.

Di antara karya penerus perjuangan beliau yang terkenal adalah Fi Dzilaalil Qur'an (di bawah lindungan Al-Qur'an) karya Sayyid Quthb. Sebuah kitab tafsir Al-Qur'an yang sangat berbobot di jaman kontemporer ini. Ulama-ulama kita pun menjadikannya sebagai rujukan terjemahan Al-Qur'an dalam Bahasa Indonesia. Di antaranya adalah Al-Qu'an dan Terjemahannya keluaran Depag RI, kemudian Tafsir Al-Azhar karya seorang ulama Indonesia Buya Hamka. Mengenal sosok beliau akanlah terasa komplit apabila kita mengetahui prinsip dan keyakinan beliau.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang senantiasa beliau pegang teguh dalam dakwahnya:
Saya meyakini: "Sesungguhnya segala urusan bagi Allah. Nabi Muhammad SAW junjungan kita, penutup para Rasul yang diutus untuk seluruh umat manusia. Sesungguhnya hari pembalasan itu haq (akan datang). Al-Qur’an itu Kitabullah. Islam itu perundang-undangan yang lengkap untuk mengatur kehidupan dunia akhirat."
Saya berjanji: "Akan mengarahkan diri saya sesuai dengan Al-Qur’an dan berpegang teguh dengan sunah suci. Saya akan mempelajari Sirah Nabi dan para sahabat yang mulia."
Saya meyakini: "Sesungguhnya istiqomah, kemuliaan dan ilmu bagian dari sendi Islam."
Saya berjanji: "Akan menjadi orang yang istiqomah yang menunaikan ibadah serta menjauhi segala kemunkaran. Menghiasi diri dengan akhlak-akhlak mulia dan meninggalkan akhlak-akhlak yang buruk. Memilih dan membiasakan diri dengan kebiasaan-kebiasaan islami semampu saya. Mengutamakan kekeluargaan dan kasih sayang dalam berhukum dan di pengadilan. Tidak akan pergi ke pengadilan kecuali jika terpaksa, akan selalu mengumandangkan syiar-syiar islam dan bahasanya. Berusaha menyebarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk seluruh lapisan umat ini."
Saya meyakini: "Seorang muslim dituntut untuk bekerja dan mencari nafkah, di dalam hartanya yang diusahakan itu ada haq dan wajib dikeluarkan untuk orang yang membutuhkan dan orang yang tidak punya.
Saya berjanji: "Akan berusaha untuk penghidupan saya dan berhemat untuk masa depan saya. Akan menunaikan zakat harta dan menyisihkan sebagian dari usaha itu untuk kegiatan-kegiatan kebajikan. Akan menyokong semua proyek ekonomi yang islami, dan bermanfaat serta mengutamakan hasil-hasil produksi dalam negeri dan negara Islam lainnya. Tidak akan melakukan transaksi riba dalam semua urusan dan tidak melibatkan diri dalam kemewahan yang diatas kemampuan saya."
Saya meyakini: "Seorang muslim bertanggung jawab terhadap keluarganya, diantara kewajibannya menjaga kesehatan, aqidah dan akhlak mereka."
Saya berjanji: "Akan bekerja untuk itu dengan segala upaya. Akan menyiarkan ajaran-ajaran islam pada seluruh keluarga saya, dengan pelajaran-pelajaran islami. Tidak akan memasukkan anak-anak saya ke sekolah yang tidak dapat menjaga aqidah dan akhlak mereka. Akan menolak seluruh media massa, buletin-buletin dan buku-buku serta tidak berhubungan dengan perkumpulan-perkumpulan yang tidak berorientasi pada ajaran Islam."
Saya meyakini: "Di antara kewajiban seorang muslim menghidupkan kembali kejayaan Islam dengan membangkitkan bangsanya dan mengembalikan syariatnya, panji-panji islam harus menjadi panutan umat manusia. Tugas seorang muslim mendidik masyarakat dunia menurut prinsip-prinsip Islam."
Saya berjanji: "Akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan risalah ini selama hidupku dan mengorbankan segala yang saya miliki demi terlaksananya misi (risalah) tersebut."
Saya meyakini: "Bahwa kaum muslim adalah umat yang satu, yang diikat dalam satu aqidah islam, bahwa islam yang memerintahkan pemelukya untuk berbuat baik (ihsan) kepada seluruh manusia."
Saya berjanji: "Akan mengerahkan segenap upaya untuk menguatkan ikatan persaudaraan antara kaum muslimin dan mengikis perpecahan dan sengketa di antara golongan-golongan mereka."
Saya meyakini: "Sesungguhnya rahasia kemunduran umat Islam, karena jauhnya mereka dari "dien" (agama) mereka, dan hal yang mendasar dari perbaikan itu adalah kembali kepada pengajaran Islam dan hukum-hukumnya, itu semua mungkin apabila setiap kaum muslimin bekerja untuk itu."

Biografi Marie Curie


Marie SkÅ‚odowska-Curie (7 November 1867 – 4 Juli 1934) dilahirkan dengan nama Maria Sklodowska di Warsaw, Polandia pada tanggal 7 November 1897 adalah perintis dalam bidang radiologi dan pemenang Hadiah Nobel dua kali, yakni Fisika pada 1903 dan Kimia pada 1911. Ia mendirikan Curie Institute. Bersama dengan suaminya, Pierre Curie, ia menemukan unsur radium. Sebagai anak perempuan, ia sangat haus ilmu pengetahuan sehingga menjadikan dirinya seorang siswi desa yang lulus dengan nilai terbaik. Marie mewujudkan keinginannya mengikuti pendidikan di Universitas Sorbonne, Paris.

Marie adalah mahasiswi yang cemerlang. Setelah kelulusannya di bidang matematika, ia mendapat urutan pertama untuk studinya di bidang fisika. Rasa ingin tahunya pada ilmu pengetahuan tidak pernah habis, hingga membawanya sebagai wanita pertama yang meraih hadiah Nobel.

Karena menemukan dua unsur radioaktif, yaitu polonium dan radium, Marie Curie berbagi penghargaan Nobel fisika bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie dan Henri Becquerel pada tahun 1903. Nobel kedua didapatnya pada tahun 1911 di bidang kimia, berkat kerja kerasnya mengisolasi radium serta mengarakterisasi unsur baru tersebut.

Marie Curie bersama suaminya, Pierre Curie sama-sama dibesarkan dalam keluarga yang menghargai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kedua ayah mereka adalah seorang profesor. Mereka bertemu di Paris dan kemudian hidup bersama mendiskusikan berbagai pengetahuan, serta menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk ilmu baru dari fenomena alam. Salah satu mimpi besar mereka adalah mengetahui sifat-sifat unsur radioaktif.

Polonium dan radium adalah dua unsur radioaktif pertama yang ditemukan. Polonium diambil dari nama Polandia, tempat kelahiran Madame Curie. Sedangkan nama Radium diambil dari warna radiasi sinar biru garam klorida yang berhasil mereka sintesis. Metode untuk memisahkan garam radium dan polonium dari batuan uranium dipublikasikan secara bebas pada dunia pengetahuan. Mereka memilih untuk tidak mematenkan metode tersebut sehingga tidak memperoleh nilai ekonomi yang tinggi dari penemuannya.

Hadiah Nobel atas penemuan polonium dan radium tak menyurutkan pasangan Curie untuk tetap melanjutkan penelitian tentang unsur radioaktif. Namun karena kecelakaan, Pierre Curie harus meninggalkan Marie Curie bersama anak-anak mereka serta penelitian yang masih tersisa.

Radioaktivitas

Setelah kematian Pierre Curie pada tahun 1906, Marie Curie memutuskan menjadi dosen bidang fisika khususnya tentang radiasi. Lagi-lagi ia menjadi dosen wanita pertama di Universitas Sorbonne Prancis. Kuliah pertamanya pada tanggal 5 November 1906 pukul 13.30 terbatas hanya untuk 120 peserta kuliah yaitu dari kalangan mahasiswa, umum, serta wartawan. Saat itu Marie menerangkan tentang teori ion dalam bentuk gas, serta risalahnya tentang radioaktivitas.

Penemuan terbarunya yang juga mendapat penghargaan Nobel kedua kalinya, adalah hasil mengisolasi radium dengan cara elektrolisis lelehan garam radium klorida. Pada elektroda negatif radium membentuk amalgam dengan raksa. Dengan memanaskan amalgam dalam tabung silika yang dialiri gas nitrogen pada tekanan rendah akan menguapkan raksa, dan meninggalkan radium murni yang berwarna putih. Radium dikenal sebagai unsur radioaktif pertama yang berhasil diisolasi dari bentuk garamnya. Keberhasilan ini mencatatkan namanya sebagai satu-satunya peraih Nobel ganda dalam bidang yang berbeda.

Kemudian di tahun 1915, Marie Curie menggunakan pengetahuannya untuk membantu tim palang merah dalam perang di Prancis. Dengan bantuan dana dari Persatuan Wanita Perancis, Madame Curie menyulap satu unit mobil menjadi unit radiologi berjalan yang memiliki peralatan sinar-X dan dinamonya. Ia mengunjungi pos-pos yang memerlukan pengobatan akibat luka tembak atau luka bakar akibat granat. Dengan dibantu beberapa perawat wanita, mereka mengoperasikan unit mobil ini selama terjadi perang.

Berkat tulisan seorang jurnalis wanita, Ny. William Brown Meloney, radium semakin identik dengan Marie Curie. Ketulusannya serta kerja kerasnya bagi ilmu pengetahuan mendapat simpati dari dunia. Hal ini terbukti ketika ia mendapat hadiah satu gram radium dari Presiden Amerika Warren G. Harding atas nama wanita Amerika Serikat pada tahun 1921. Begitu pula dengan bantuan 50.000 dolar AS dari Presiden Hoover (AS) untuk membeli bahan radium yang digunakan di Warsaw.

Gelar kehormatan sebagai Doktor Ilmu Pengetahuan (Doctor of Science) diberikan kepadanya dari berbagai universitas terkemuka. Mereka mengakui pemikiran dan kerja keras Madame Curie merupakan sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan dan dunia.
Perjalanan hidup seorang Marie Sklodowska Curie tidak pernah lepas dari ilmu pengetahuan serta pengabdian terhadap kemanusiaan. Berkat ketulusannya serta kegigihannya, ia telah memengaruhi banyak orang untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Selama tahun 1903-1912, ia beserta beberapa muridnya dan sesama koleganya melanjutkan penelitian radium dan berhasil menemukan 29 jenis isotop radioaktif selain radium.

Ia tak mengetahui bahaya zat radioaktif saat mencoba mengisolasinya, sehingga terlalu sering melakukan kontak langsung dengan unsur-unsur tersebut. Radiasi sinar radium yang berlebih memberi dampak negatif bagi tubuhnya, ia mengidap kanker leukimia. Pada tanggal 4 Juli 1934 di Haute Savoie, Curie mengembuskan napas terakhirnya. Dunia kehilangan seorang wanita tangguh yang berjasa pada pengembangan pengetahuan dan kemanusiaan.

Namun ia meninggalkan penerus-penerus yang tangguh. Kedua anak perempuannya meraih hadiah Nobel kelak. Irene, anak tertuanya meraih Nobel kimia pada tahun 1935 bersama suaminya Frederick Joliot. Eva, anak bungsunya saat menjadi direktur UNICEF meraih Nobel perdamaian tahun 1965 bersama suaminya H.R. Labouisse.

Dedikasinya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Sampai saat ini, belum ada lagi seorang perempuan dengan talenta dan dedikasi yang demikian besar terhadap ilmu pengetahuan. Marie Curie terus bekerja dan menyelediki nuklir dan radioaktif hanya di dalam laboratorium sederhana tanpa mau memikirkan diri sendiri. Bahkan ia tidak mau mendaftarkan penemuannya ke paten karena terlalu berpegang teguh pada prinsip, "ilmu pengetahuan adalah untuk umat manusia". Bahkan sampai di akhir hidupnya, Marie Curie membuka gerbang pengetahuan bagi dunia kedokteran. Tumbuhnya kanker di tubuhnya telah menggugah para peneliti untuk mengetahui lebih lanjut efek radioaktif dan aplikasi yang dapat digunakan. Hingga saat ini bahan radioaktif dikaji pada bidang telekomunikasi, geologi, dan bidang industri.
Marie Curie

Monday, March 14, 2011

Lanjutan Birthstones (4)


keranjangku terjatuh ke lantai, membuat satu lusin telurku pecah, bahuku sakit dan ponselku terbanting jatuh dari saku celana, entah bagaimana bisa jatuh.

" astaga, maaf"

kudengakkan kepala sambil meringis memegangi bahuku yang sakit. termyata seorang cowok, rambutnya cokelat gelap, nyaris hitam. matanya berwarna cokelat. lebih gelap dari warna mataku namun lebih terang dari warna mata temanku di rumah yang lama. kulitnya putih pucat, persis seperti kulitku. wajahnya memelas meminta maaf. wajahku memerah

" hei, kau baik baik saja?" tanyanya, mengulurkan tangan
kusambut tangannya " ya, kurasa begitu" ujarku sambil menunggu ditarik berdiri
" aku benar benar minta maaf, aku akan menggantinya" janjinya sambil menarikku berdiri
" tidak, tidak usah" jawabku sambil membersihkan bagian belakang jeans-ku
" tapi..."
" sudahlah... tidak usah" potongku sambil mengambil keranjang belanja yang terjatuh dan memungut handphoneku. kuambil lagi satu lusin telur dan mulai berjalan kearah rak lain
" hei, kau baru ya, di kota?" tanyanya, rupanya dia mengejarku
" well, yeah, tapi nggak tinggal di kota" ujarku acuh sambil mengambil satu kaleng kopi dan cokelat bubuk
" kau masih SMA, kan?" tanyanya
okay, ini mulai menyebalkan
" ya, dan kau tahu dimana toko roti?"
" dibelakang supermarket ada toko roti"
" well, terimakasih atas bantuanmu, tapi aku harus pergi" kataku sambil berjalan menuju kasir

aku membayar belanjaanku serta biaya ganti rugi. kuambil lagi 2 bungkus licorice. setelah mengucapkan maaf dan terimakasih, aku keluar dari supermarket, membawa beberapa kantong plastik. kukeluarkan kunciku dari saku jaket dan kubuka bagasinya, lalu kumasukkan seluruh plastik belanjaku kedalamnya sebelum membantingnya hingga menutup.

" wow "
" oh, astaga" gerutuku sambil menengok kebelakang dan melihat seseorang mengagumi mercedesku.

tidak mengacuhkannya, aku berjalan masuk mobil dan menyalakan mesinnya. dengan cekatan kukunci pintu dan kunyalakan MP3 playernya, dentuman bass menggetarkan rangka mobilku, dan langsung kuinjak pedal gas menuju toko roti.

kuambil dua baguette dan langsung membayarnya. setelah masuk mobil, kulempar saja bagguete itu ke kursi penumpang dan mengebut kembali ke rumah, maskipun terpaksa harus kuperlambat saat memasuki jalan berliku menuju rumahku. tapi lama lama aku jengkel juga mengingat kejadian di supermarket tadi jadi aku mengebut di jalan, tak peduli aku akan kecelakaan atau apa.

ketika memasukkan mobil ke garasi aku nyaris melindas semak mawar dan mengerem hingga ban mobilku menjerit protes. dengan lebih sabar kumasukkan mobil ke garasi dan mengeluarkan belanjaan dari bagasi lalu menaruh semuanya di atas meja makan. membereskannya satu persatu dan membuang plastiknya. aku turun ke ruang hobi untuk melukis. ketika sampai dibawah kulihat ibuku tertidur di meja kerjanya. kuguncang pelan lengannya.

" Mom? Mom? Mom, bangun"
" Alice?" kata Mom dengan suara serak setelah dia membuka mata
" ya, ayo, pindah Mom. kalau Mom masih ngantuk tidur di kamar saja. aku yang mengurus makan siang"
" tidak, jangan kau sudah mengurus sarapannya" kata Mom
" aku akan membuat enchiladas, Mom suka kan?"  aku tak tega membiarkannya memasak padahal sedang mengantuk begini
" okay, you win" katanya lalu bangkit dan naik ke lantai 2
" Mom, Dad mana?"
" di ruang kerja"

akupun keatas untuk memanggil Dad. kuketuk pelan pintunya. saat kubuka rupanya Dad sedang membaca. aku menanyakan apakah dia lapar dan dia menjawab dengan semangat kalau dia sangat lapar. akhirnya aku dan Dad berjalan bersama menuju dapur. Mom sudah membuat secangkir kopi lagi. tanpa krim kelihatannya. aku mulai mengaduk aduk kulkas, mencari cabai hijau, ayam dan segala pernak pernik pembuatan enchiladas. aku berkonsentrasi melupakan cowok tadi saat mengiris daging Dada ayam tipis tipis. tetapi aku tidak punya banyak pilihan selain memikirkannya saat menunggu  enchiladas-ku matang di microwave. dia menyebalkan sekali siiih, pikirku dengan sangat kekanak kanakan. ketika aku hendak memberi kentang tumbuk di piring enchiladas-ku. aku mendengar Mom dan Dad sedang mendiskusikan mobil baru untukku. ketika mendengarkan dengan seksama, aku meringis

" ... mercedes saja, kita tidak harus membuatnya malu pada hari pertama sekolah"
" volvo R8 V10 milik kolega-ku lebih keren, samantha" tukas Dad keberatan
" itu mobil untuk pria, audi coupe pasti bagus untuknya, mewah dan berkelas.."
" oh, ayolah Mom, Dad, pagi ini aku mengendarai mercedes Mom dan seantero kota memelototi mobilku. aku minta audi A4 saja. bentuknya lebih sederhana." protesku
" Alice, kau tidak mengenal mobil" Dad memprotes
" aku pernah melihatnya di internet dan memang lumayan, kok, Dad" tukasku tak setuju

pembicaraan harus terputus saat aku meletakkan enchiladasnya di depan mereka. Mom meminta segelas susu dan memprotes enchiladasku yang kelewat pedas untuknya, tapi Dad memakannya dengan tenang. setelah selesai Dad menggunakkan telepon dapur untuk memesan mobilku ke showroom milik kenalannya. aku mengingatkannya untuk membeli yang tahunnya lama, entah '98-an atau apa.sambil meringis di telepon Dad mengiyakan dan memesan mobilku. Dad memberitahuku paling cepat tiba  hari lagi. bagus, 3 hari lagi aku akan berhenti dipelototi. Mom sudah turun ke ruang hobi untuk menyelesaikan desainnya. setelah selesai menelepon, Dad masuk lagi ke ruang kerja. akhirnya aku memutuskan mencuci piring lalu mengirimi teman temanku e-mail

selesai mengetik e-mail aku membuat kopi, dengan krim yang banyak tentunya. lalu membawanya ke balkon. memang ini baru jam 3 sore, tetapi udaranya sejuk sekali. kuambil novel favoritku dan kubaca di balkon. kusiram bunga bunga hiasku agar aku tidak kena marah. setelah kopiku habis, kuputuskan untuk kembali ke kamar. kututup pintu balkonku cepat cepat. anginnya dingin sekali. sebentar lagi pasti hujan. kucuci cangkir kopi yang tadi kupakai. lalu aku menuju ruang hobi.

Mom sedang mengumpulkan kertas kertas sketsanya. ketika kutanya, ternyata dia sudah selesai menggambar jadi aku segera duduk di piano dan memainkan lagu yang sempat kulihat di internet sebelumnya. not baloknya rapat sekali dan temponya sedang. kutekan tuts piano dengan lebih bersemangat saat sudah setengah jalan memainkan pembukaannya. lagunya enak. lembut meski temponya sedang. nada nadanya rumit namun indah. aku memainkannya berulang ulang hingga aku hapal setengah lagunya. lalu aku naik ke kamarku untuk mandi.

kubebat diriku rapat rapat dengan handuk agar aku tidak kedinginan. aku langsung berganti baju dengan tanktop dan celana jogging-ku yang sudah lusuh. kemudian mataku tertumbuk pada kotak di nakasku. aku berlari dan berlutut didepan nakas, menyalakan lampu tidur dan perlahan membuka penutup kotaknya

aku terkesiap

Thursday, March 10, 2011

Things i like, things i hate and things i love


 i don't even know why i post this, so if you're not really want to know, i recommend you not to read this, because i, myself, even think that this is not important

Things I love (or at least I like)
-         Chocolates, Ice cream
-         Vanilla Latte, Tea
-         Freesia, Calla Lily, Lavender, and Carnation flowers
-         Brown, Green, Blue, Black, White and Gray color
-         Novels, Comics, anything to read!
-         Music
-         Nice quotes
-         Action Movies
-         Paintings
-         Photographs
-         Autumn and spring
-         Rainy night
-         Sunset and sunrise
-         Old, Tall and climb-able Oak or Cedar tree
-         Small river
-         Jeans, T-shirts, Shirts, Sneakers
-         Aquamarine, Amethyst, Topaz, and blue Zircon stone
-         Forests, canyons, mountains
-         Hiking, Reading
-         etc

Things I don’t like
-         Horror movies
-         Black coffee
-         Rose, jasmine, baby’s breath, sunflower, orchid
-         Pink, red, yellow, gold color
-         Dresses
-         Summer
-         Rainy day
-         Tall and un-climb-able pine tree
-         Large river
-         Turquoise, Ruby, Peridot stone
-         Skirt
-         etc

Things I HATE
-         baby Pink
-         Red or pink roses
-         Romance movies
-         Burning summer day
-         Large and dirty river
-         High heels
-         Feminine purses
-         etc

Segala Buku yang ada di lemari gue

gue tau ini postingan yang amat sangat gak penting banget, tapi entah mengapa gue pengen curcol tentang lemari buku gue yang ternyata isi bukunya miniiiiiim banget sampae sampe gue harus mengulangi bacaan gue sebanyak lebih dari sepuluh kali saking gak adanya buku baru yang mampir, oke kita intip intip isi lemari buku gue yang lebih besar daripada tumpukan buku buku didalamnya *yaiyalah fit-plisdeh-bukannya udah jelas?

Novel :
Romeo and Juliet
Hamlet
Twilight saga -- Twilight, New Moon, Eclipse, Breaking Dawn
Autumn in Paris
Dont Judge a girl by her cover
Harry Potter -- yang ke 2 dan ke 4
Tuilet dan New Emon
The Runaways
Barry Trotter
Evermore

Komik:
5 komik Nakayoshi seri lama
dan 2 komik Jepang lagi yang gue udah muak baca

itu semua udah gue khatamin tanpa terkecuali, udah apal teks teks yang memorable (terutama Romeo and Juliet) udah gue hapal ceritanya kayak gimana aja, pokoknya tahu seluk beluknya daaaah

okeoke gue tau lu semua udah muak ngeliat postingan gue yang gak penting ini, jadi saya memutuskan untuk menyudahi penderitaan kalian...

Lanjutan Birthstones (3)

 " Alice…"
" AAARRGGHHHH" jeritku sambil meronta ronta
" Alice, astaga! Samantha help!" jerit Dad

aku membuka mataku dan melihat Dad memegangi tanganku, Mom berdiri dengan mata membelalak di ambang pintu. dahiku berkeringat dan rambutku menempel di wajah. begitu melihat aku bisa tenang, Dad melepaskanku

" kau gak pa-pa Alice?" tanya Dad
" i.. i think so" jawabku terbata bata
" what happened?" tanya Mom prihatin
aku hanya menggeleng
" you wanna go back to sleep?" tanya Dad
aku mengangguk lemah dan mereka berjalan menuju pintu.

ketika pintu tertutup, aku langsung melompat dari tempat tidur dan menutup pintu balkon dan jendela lainnya. kunyalakan lampu kamar, bukan lampu utama tentunya. lalu berguling lagi ke tempat tidur. mimpi apa sih itu? rasanya aku pernah...

kepalaku berputar cepat saat aku mulai sadar kalau mimpi itu merupakan lanjutan dari mimpiku malam sebelumnya. bahkan kali ini aku nyaris dibunuh, dalam mimpi itu tentunya. kupegang leherku, aku tidak memakai kalung apapun. aku memang menyukai kalung, apalagi ber liontin. aku sering memakai kalung, dulu, sebelum semua kalung yang dipakai olehku pasti hilang atau dicuri, jadi aku tak pernah lagi memakai kalung. mimpi yang tidak masuk akal, tapi begitu nyata, aku bahkan merasakan sakit saat pisau dalam mimpi itu mengiris kulit leherku. aku tidak percaya takhayul, misteri, makhluk jadi jadian atau bahkan pertanda. tapi kali ini aku tidak memiliki cukup keberanian dan bukti untuk menyangkal kalau ini bukan pertanda

kulirik jam dinding. pukul 3 pagi. mataku mulai bertambah berat saat  kutarik selimutku hingga ke dagu. mataku terpejam dan aku tidak bermimpi apa apa lagi.

bunyi alarm membuatku tersentak duduk. aku kaget melihat kamar yang terang, lalu teringat kalau aku yang menyalakannya tadi. kuambil tissue basah di nakas dan kuusapkan ke wajahku. kugelengkan kepala untuk mengusir rasa kantuk. kemudian berdiri dan menuju kamar mandi. kusikat gigiku dan kubasuh wajahku. kusisir rambutku dengan jari, lalu masih menggunakkan piamaku yang lusuh aku menuju dapur. Mom sudah disana, tapi Dad tidak terlihat.

" Mom, Dad mana?" tanyaku sambil menghampiri Mom yang sedang sibuk di depan kompor
" masih di kamar, dia gak tidur setelah mendengarmu menjerit jam tiga tadi. padahal dia bergadang sampai jam 1 untuk menyelesaikan pekerjaannya. jadi aku yakin dia tidak akan bangun sampai pukul 8" Mom menoleh padaku dan tersenyum. melirik lingkaran hitam dibawah matanya, Mom pasti menemani Dad bergadang. aku merasa bersalah
" Mom, masak apa?"
" telur dan bacon" jawabnya lemah
" udah Mom, Alice aja" kataku dan menggeser Mom. Mom tidak memprotes dan langsung duduk di meja makan
" coffee or tea?" tanyaku
" coffee, please. two teas..."
" two teaspoon of sugar and cream?" tebakku
" yeah"

setelah membuat kopi untuk Mom. aku memutuskan untuk memasak omelet. menyedihkan sekali kalau sarapan hanya dengan telur ceplok padahal Mom kelelahan. aku sendiri meminum susu langsung dari kartonnya, mengingat isinya yang tinggal sedikit dan menenggaknya sampai habis.

" harus belanja, nih" kata Mom
" yeah.. i'll do it. aku buatin sarapan untuk Dad, ganti baju, terus ke kota" kataku
" thanks, i'll give you the list"

setelah membuat sarapan untuk Dad dan membantu Mom mengecek daftar belanjanya, aku mandi dan berganti pakaian. hari ini matahari tersembunyi dibalik awan, jadi aku memakai kemeja, jaket dan jeans lalu memasukkan ponsel ku kedalam saku celana. mengambil tas dan kunci mobil lalu meninggalkan rumah.

aku mengemudi pelan pelan, tidak sampai 50 km per jam. aku tidak mau tergelincir di jalan yang licin. 15 menit kemudian aku sudah sampai di kota lalu mulai menanyakan dimana letak supermarket, terkadang pejalan kaki melongo memandang mobilku yang memang terkesan mewah. aku memakai mercedes ibuku, padahal harganya lebih murah dari BMW. kurasakan wajahku memanas saat mengetahuinya. kurasa Dad harus membelikanku mobil yang baru, yang lebih sederhana, aku tidak mau mendapat sorotan mata itu setiap hari selama aku ke sekolah.

sesampainya di supermarket aku berlari dan mengunci otomatis mobilku. kunaikkan tudung jaketku untuk melindungiku dari hujan.  aku berjalan memasuki supermarket dan menurunkan tudung jaketku, mengeluarkan daftar belanja dari saku dan mulai mencari barang yang harus kubeli. aku menenteng keranjang belanjaku diantara rak rak penuh berisi barang. kuambil susu dari raknya, mengecek tanggal kadaluarsanya dan memasukannya kedalam keranjang. mengambil dua lusin telur sekaligus, satu bungkus bacon, dan keju. lalu aku membaca daftarnya dengan seksama untuk mengecek apalagi yang harus kubeli, ah.. kopi dan...

drak!!

Wednesday, March 9, 2011

Winner vs Loser

The difference between they who always won and they who always lose

loser thinks a rock on their way is a barrier while winner thinks a rock on their way is a place to jump higher

Lanjutan Birthstones (2)

Mom dan Dad pasti tahu aku benci rumah minimalis dan betapa aku menyukai warna putih dan skema skema pastel lainnya. seperti yang kukira sebelumnya, rumah itu bertingkat 2 . atapnya berwarna abu abu gelap. pohon cedar yang rimbun mendominasi sisi timur rumah. ada semak mawar yang mengelilingi rumah. jendela jendelanya besar dan mengagumkan. rumah itu bercat putih apel. warnanya menyenangkan. ada sedikit warna ungu di jendela kamar atas, kamar itu memiliki balkon.. beberapa jendela diberikan kayu yang menutupinya. dan di beranda depan ada sebuah chandelier yang kecil sekali, namun menakjubkan.

" like it?" tanya ibuku was was, memecah lamunanku
" lovin' it!" teriakku dan memeluk ibuku

aku menunggu diluar sementara para pekerja memindahkan barang barang kedalam rumah. ibuku meneriaki para pekerja yang memindahkan vas kristalnya dengan kurang hati hati. aku sudah meneliti lingkungan sekeliling rumah. dibelakang rumah terdapat sungai kecil yang meliuk. mungkin pemilik rumah sebelumnya sering main ke sungai, karena aku melihat ada tangga dari batu alam yang disemen ke tanah menuju sungai. aku bermain dengan airnya sebentar. aku berjalan ke sisi timur rumah untuk melihat pohon cedar. pohon itu rimbun sekali. cabangnya rapat, berdekatan dan tebal hingga tak mungkin sulit untuk memanjatnya. pohon itu menjulang melampaui atap. kemudian aku mengamati semak mawar dan memetik beberapa tangkai. suara mobil berderum membuatku terlonjak. truk pemindah barang sudah berangkat, jadi aku berlari kecil menaiki undakan dan masuk ke rumah.

" is that for me?" tanya Dad, mengamati mawar petikanku dengan teliti
" no, for the vase" ujarku lalu menaruhnya di dalam vas kecil di atas meja
" aku boleh bantu, Dad?" tanyaku
" tanya sama Mom aja, dia di dapur"
" ah, enggak ah, nanti kalau ada yang pecah.." balasku
" right, ehh.. unpacking?"
" my stuff?" tanyaku
Dad hanya mengangguk
" ditaruh dimana?"
" in your room. lantai dua, ke kiri, kamar paling ujung"

maka aku pun menyusuri tangga dengan perlahan, mengagumi tekstur birai kayu oaknya yang begitu halus. tangganya nyaris tidak berderit saat kuinjak. kulihat Mom sudah membeli dan memasang beberapa lukisan di dinding sepanjang tangga. salah satu yang paling kusukai adalah lukisan abstrak yang berlatar gelap dengan berbagai gradasi warna di bagian tengahnya, juga lukisanku sendiri, sebuah padang rumput asing dengan pohon oak yang daunnya sudah berguguran semua. ayahku berkata aku berbakat melukis, tapi aku hanya mengaggapnya sebagai hobi. dinding lantai dua berlapis wallpaper berwarna beige lembut, dengan jendela kaca full tanpa bingkai yang menampilkan sebagian sungai kecil tadi. aku berbelok ke kiri dan melihat pintu kamarku yang terbuat dari kayu dan dihiasi ukiran ornamental berwarna putih seperti tanaman merambat. kuputar gagangnya perlahan.

aku mendapat kamar yang berbalkon. segera saja aku berlari menuju balkon dan melihat kebawah. tidak terlalu tinggi tapi tidak rendah juga. Mom sudah membelikan aku kursi dan meja untuk balkon, kursinya terbuat dari kayu yang dianyam berbentuk sarang lebah dengan celah untuk duduk dan beberapa bantal didalamnya. terdapat kawat baja yang menahan kursi itu sehingga terlihat seperti ayunan. mejanya kecil kecil, ada 4, 1 diantaranya ditaruh dekat dengan kursi ayunanku. sisanya dirapatkan ke pagar balkon, pasti untuk menaruh bunga.

aku kembali ke kamarku. kasurku yang berukuran sedang dilapisi bed cover berwarna ungu. lampu lampu dan rak buku lamaku sudah dipasang. komputer lamaku juga bertengger di dekat lemari. dinding kamarku berwarna beige dan ada gambar tanaman rambat berwarna emas mengilat yang dilukis tangan. lantainya kayu berwarna cokelat hangat. aku tidak mendapat kamar mandi pribadi lagi, sama seperti saat di rumah lamaku. tapi tidak apa apa, kan yang tinggal di lantai ini hanya aku dan Dad, itupun kalau dia sedang bekerja atau Mom saat sedang memasak. kardus kardus yang berisi baju dan buku bukuku tertumpuk rapi aku mulai membukanya satu persatu. pertama yang bertuliskan 'buku Alice' didalamnya ada beberapa kardus kecil lagi sesuai dengan jenis buku. kuambil 3 majalahku yang paling baru dan kulempar asal saja di karpet ungu yang ada di tengah ruangan, dan kulempar satu buku novelku ke atas kasur. kurapikan baju baju dan kugantungkan satu baju di kaitan di samping lemari untuk kupakai ke sekolahku lusa. kuambil semua bingkai foto dan lukisan lukisanku dan kupasang di dinding. lalu menumpuk CD hingga terlihat seperti diratakan dengan penggaris. entah kenapa aku ingin kamarku terlihat rapi, oke, kecuali bagian karpet dan meja belajar. Tetapi setidaknya lebih rapi daripada kamarku yang lama. kutaruh ponsel dan I-pod ku di nakas kecil di samping tempat tidur.

selesai sudah

kuangkat kardus kardus kosong itu untuk dimasukkan ke loteng. tetapi saat kuangkat, sesuatu berguncang didalamnya, ketika kulihat lagi, ternyata itu adalah kotak beludru yang ada di kabinet. kuambil dan kuamati kotak itu, aneh, kenapa kotak ini ada diantara barang barangku? kuelus lagi permukaannya yang bertekstur aneh itu, kuangkat penutupnya pelan

tok... tok... tok...

suara ketukan di pintu membuatku terlonjak hingga kotak itu terlepas dari genggamanku. kupungut dan kuletakkan di nakas. lalu berlari kecil menuju pintu dan kurenggut hingga terbuka. ibuku berdiri disana, menunggu.

" bagus, kamarmu rapi sekali?" keraguannya mengubah kalimat itu menjadi tanya
" yeah.. kenapa Mom?"
" oh, yes, umm this is the flowers for the.."
" balcony" potongku
Mom mengangguk
" freesia, mawar dan forget me not?"
lagi lagi Mom mengangguk " dont forget to water them" tegas Mom
" got it"

kutaruh pot pot tersebut dengan hati hati di atas meja meja kecil. kusiram sedikit dengan air minum di gelas yang tadi kubawa ke kamar. lalu meminum sisanya dan menyusuri lorong menuju dapur. kulihat Mom masih sibuk mengatur vas vas kristalnya di meja makan. peralatan dapur sudah rapi pada tempatnya.

" Mom..."
" gak pa-pa kamu bantu Dad aja"
" yakin nih?"
Mom mengangguk

lalu aku melirik sebentar ke ruang kerja Dad. dinding sebelah kiri didominasi dengan rak buku yang menjulang hingga ke langit langit. komputer terletak diatas meja yang tersusun rapi, dan lukisan dengan gambar gambar setan yang disiksa dengan orang orang bertopeng hitam yang mengelilinginya tergantung di dinding. aku keluar dan menuruni tangga dengan perlahan. lalu menuju ruang hobi, dipenuhi dengan berbagai peralatan hobi kami. kami melakukan segala aktifitas santai disini. kau bisa menyebutnya ruang keluarga atau apalah.

ketika aku masuk Dad sedang menyusun CD di rak disamping home theater kami. kulihat kardus berisi peralatan lukisku belum tersentuh. jadi aku mulai membereskan dan memasukannya ke dalam lemari. lalu menutup grand piano, meluruskan lukisan, merapikan meja kerja ibuku juga menaruh bingkai foto diatas meja, beberapa kugantung di dinding.

" Dad, you're hungry?"
Dad bergumam mengiyakan
" okay" sahutku dan berlari menuju dapur

Mom sedang menggambar sketsa untuk baju barunya di meja makan. mungkin dia baru mendapat inspirasi. aku berusaha memasak dengan cepat tapi tenang agar tidak memecah konsentrasi ibuku. aku memutuskan untuk membuat lasagna dan macaroons sebagai desertnya. membuatnya memang agak lama, tapi rasanya enak. ini makanan favorit Dad dan hanya aku yang bisa membuatnya. kumasukkan lasagna kedalam microwave dan macaroons kedalam oven. lalu menaruhnya di piring saji dan meletakkannya di meja makan. Mom sudah selesai menggambar jadi dia langsung memakan masakanku. aku berteriak memanggil Dad. saat makan, kuceritakan apa yang kutemukan hari ini di rumah baru, mengatakan apa yang kusuka dan tidak kusuka. ketika aku selesai menceritakan pohon cedar itu, ibuku melarangku untuk memanjatnya. tentu saja tidak akan kupatuhi. boleh saja aku 17 tahun, tapi tidak ada yang bisa menahanku untuk memanjat pohon. Itu hobiku sejak aku berumur 7 tahun.

pukul 11 malam aku sudah naik ke tempat tidur. lampu kamarku sudah dimatikan dan hanya lampu tidurku saja yang menyala. kututup teralis pintu balkon, tapi kubiarkan pintunya terbuka agar udara masuk. memang agak dingin, tetapi sirkulasi udaranya lebih lancar. aku lelah sekali. aku melihat kotak itu, hendak membukanya, tetapi aku pikir masih ada hari esok. aku lelah dan butuh tidur. aku merapatkan selimutku dan memejamkan mata.

***

aku terbaring telentang, di sisiku banyak daun gugur yang berwarna kuning dan oranye. aku ingin bangun dan melihat dimana aku sekarang. tetapi tubuhku terasa berat

" dapat"

suara apa itu? lalu beban itu terangkat, aku terduduk dan bersandar di pohon terdekat. orang itu membuka jubahnya. kulihat matanya berapi api memandang leherku. kutundukkan kepalaku untuk melihat apa yang dia lihat. ternyata sebuah kalung. dengan liontin perak dan jalinan emas putih untuk pengaitnya. kusentuh kalung itu perlahan dan dia menggeram marah

" jangan sentuh" ucapnya padaku seolah aku anak imbesil dan aku langsung menurunkan tanganku
" berikan padaku" ucapnya dengan nada yang sama
" tidak" teriakku marah karena diperlakukan seperti anak imbesil
" baiklah" ucapnya tenang lalu dia menghampiriku dan menempelkan pisau ke leherku
aku menjerit

***

Tuesday, March 8, 2011

My newest qoutes

--take a step back does not mean you lose

--winning over someone is not as beautiful as winning over everyone

--no one will believe a liar who actually telling the truth

>>sorry for the bad diction, :)

Friday, March 4, 2011

Memorable Quotes of RnJ

here's some of loads of memorable quotes RnJ has, well, these are my favorites, hope you guys can enjoy them :) so sorry if some of the words changed, it's all to make you guys easier to understand...

Here's much to do with hate, but more with love.
(Romeo 1.1.175)
O, she do teach the torches to burn bright!
it's seems she hang upon the cheek of night
As a rich jewel in Ethiop's ear--
beauty too rich for use, for earth too dear!
(Romeo 1.5.45-48)
What's in a name? That which we call a rose
By any other word would smell as sweet
(Juliet 2.2.43-44)
This violent delights have violent ends
And in their triumph die, like fire and powder
Which as they kiss consume
(Friar Laurence 2.6.9-11)
O, here
Will i set up my everlasting rest
And shake the yoke of inauspicious stars 
From this world-wearied flesh. Eyes, look your last!
Arms, take your last embrace! And lips, O you
The doors of breath, seal with righteous kiss
A dateless bargain to engrossing death!
(Romeo 5.2.109-115)

Lanjutan Birthstones (1)

" Alice.. breakfast ready" teriak Mom, membuatku terlonjak. kutaruh lagi kotak itu di kabinet dan berlari menuju dapur.
" Dad mana?" tanya Mom padaku
" huh? oh, Dad lagi nangis"
" kenapa lagi?" tanya ibuku menahan senyum
" biasalah..."
" album bayi kamu, ya?"
" he-eh" sahutku seadanya sambil menggigiti pinggir muffin blueberry buatan Mom
" maybe i should.." ibuku memulai dengan nada cemas, tapi kupotong
" Dad bilang dia butuh waktu, aku aja diusir kemari"
" okay.." sahut Mom dan mulai membereskan peralatan masaknya
" gak usah, Mom, aku aja, Mom kan capek" ujarku, melompat berdiri untuk mencuci peralatan masak Mom
" okay.." Mom duduk dan mengambil satu muffin

pintu berderit membuka, aku menoleh dan kulihat Dad masuk sambil terisak kecil, kuputar bola mataku melihat betapa dramatisnya hal itu. aku bahkan tak menyangka kalau ibuku akan melakukan hal yang sama dan malah melanjutkan memakan muffinnya. Dad langsung duduk di kursi dan memakan muffinnya dengan tenang. aku melirik kearah Mom yang tenang tenang saja sambil tersenyum kecil. terkadang Mom memang kekanak kanakan dan hanya aku yang bisa mengatasinya. suasana terlalu sunyi, hanya terdengar bunyi air yang menciprat di wastafel saat aku membilas piring. kubilas tanganku dan mengelapnya lalu mengambil muffinku tadi.

" ah, iya!" Dad tiba tiba berseru, membuatku dan Mom terlonjak.
" what,  John?" tanya Mom
" Alice, tadi Claire menitip pesan lewat telepon, dia menunggumu di Mc Donald" kata Dad melamun
" what for? she knows i hate junkfood" keluhku keberatan, ini hari terakhirku dan aku nggak ingin bertemu sahabatku, aku takut itu akan membuatku sedih
" just come there, dear, we'll pick you up at 11" Mom bergumam kecil tapi jelas
" sekarang jam 7 and i just had my breakfast" protesku
" just come" tegas Mom sekali lagi

aku bergegas ke lantai atas untuk mandi. air panas terasa nyaman di kulitku. kubiarkan airnya terus mengalir untuk melemaskan otot ku yang sedikit kaku. kusikat lagi gigiku, 2 kali. kemudian aku memakai pakaian yang sangat sederhana. jeans dan blus cokelat yang paling kusuka dan mengambil dompet dan tas lamaku. sesampainya dibawah Dad menawarkan untuk mengantarku, dan langsung kusetujui dengan penuh semangat, dan Dad segera memanaskan BMW-nya. aku bingung. Mc Donald hanya berjarak beberapa blok dari sini. aku bisa saja berjalan kaki, kalau mau, kenapa harus pakai BMW? memutuskan itu bukan hal penting, aku langsung melompat masuk ke kursi depan.

jujur saja, aku malas pergi hari ini. aku ingin membantu mengepak barang barang saja dirumah, bersama Mom dan Dad. lalu aku ingat kotak kecil di kabinet yang tadi kutemukan. aku ingin menanyakannya kepada Dad, tapi langsung kutahan. siapa tahu itu benda yang penuh kenangan bagi Dad. aku tidak mau dia menangis lagi, terutama saat mengemudi.

aku turun dan melambaikan tangan kepada Dad ketika sudah tiba di Mc Donald. aku langsung melangkah masuk dan melihat Claire duduk di kursi dekat jendela samping dan melambai padaku. aku balas melambai padanya dan bergegas duduk di kursi didepannya

" kenapa? kok tiba tiba ngajak ehh.. sarapan?"
" Alice! wake up! ini hari terakhir kau disini. dan gak akan berakhir tanpa perayaan"
" Claire, you know i hate parties... or whatever you call it" sambungku, mengingat ini bukan tempat yang tepat untuk pesta. kecuali kau 5 tahun dan merayakan pesta ulangtahunmu disini
" oh, ayolah jangan begitu, kau tidak pesan?" tanyanya
" i think you know i hate junkfood" ujarku sambil lalu
" oh, i know, but you just looove cakes"
" i am?" tanyaku, tidak sepenuhnya sadar apa yang dia katakan
lalu Claire menjentikkan jarinya

aku tertawa lepas saat kulihat teman temanku di kelas biologi menyanyikan lagu kesukaanku sambil membawa cake bertuliskan ' adios, Alice ' bahkan ada yang melukis wajahnya mirip kucing liar iriomote dari jepang, salah satu binatang kesukaanku. teman teman perempuanku memelukku bergantian dan mengucapkan kata kata perpisahan, pesan dan agar aku tidak melupakan mereka. aku terkejut saat mike mengecup pipiku dan mengatakan kalau dia akan merindukanku. saking terkejutnya, aku diam saja, dan berharap itu tidak akan melukai perasaannya.

kami memakan kuenya, aku hanya makan sedikit, ketika ditanya aku hanya menjawab masih kenyang. aku juga menerima banyak kado, dan meskipun aku membenci kado, aku menerimanya, demi alasan kesopanan.

Mom dan Dad menjemputku tepat pukul 11. dengan sedih kulambaikan tanganku pada teman temanku, memeluk mereka semua , yang wanita tentunya, satu persatu. mereka semua berteriak kalau aku harus mengirimi mereka e-mail ketika sampai disana. aku mengangguk pelan dan naik ke kursi belakang BMW. kulihat wajah mereka untuk terakhir kalinya sebelum mobilku melesat dan mengaburkan segalanya.

memakan waktu 6 jam berkendara dengan mobil, tentu saja tidak termasuk istirahat dan segala kemacetannya. aku hanya duduk melamun di kursi belakang. menanggapi ocehan ibuku seadanya. tapi suara ibuku yang kali ini membuatku tersentak.

" Alice, sudah hampir sampai"

kubuka jendela dan mulai melihat keluar dengan bersemangat. angin dingin menggelitik pipiku. aku mencium bau tanah basah dan pinus. beberapa menit kemudian aku melihat danau yang sangat luas dengan air biru jernih yang tenang. okay, this isn't so bad batinku

" masih jauh gak sih, Mom?"
" sabar sayang..."

aku mendesah. ketika kami mulai memasuki kota aku mulai pesimis. orangtuaku tidak mengizinkanku melihat atau bahkan memberitahu dimana rumah baru kami. mereka bilang itu hadiah ulangtahunku minggu lalu. astaga.. rumah sebagai hadiah? yang benar saja

" kita tinggal di kota ? Dad, will you go back, please?"
" Alice Hartman! mind your attitude" Mom menegurku tegas
" no, we wont, Alice. just a couple more minutes and you'll see" kata Dad
" i do hate surprises" gerutuku pelan

dalam 10 menit Dad sudah keluar dari kota dan memasuki jalan yang lebih sempit dan berliku.aku sudah sangat bosan dan ingin  sekali keluar dari mobil untuk meregangkan ototku yang kaku.

" kau lihat disana, sayang?" tanya Dad

kucoba untuk melihat keluar jendela, menerobos kabut tebal yang mulai turun. kulihat siluet sebuah rumah dengan atap segitiga, sepertinya. rumah itu cukup tinggi jadi kukira pasti rumah itu paling sedikit berlantai dua. selain itu aku tidak melihat apa apa lagi. beberapa detik kemudian kami tiba di depan rumah baru kami. hanya ada satu kata yang sanggup menggambarkan rumah itu

menakjubkan