CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages

Friday, June 17, 2011

Senyuman palsu


Jujur aja, deh, bahkan untuk diri gue sendiri, judul diatas itu MUNAFIK banget. Tapi siapa sih, yang bisa memungkiri? Pastilah ada satu-dua diantara kita yang pernah ngelakuin hal diatas untuk menutupi perasaan kita sendiri, kan? Tersenyum dan –dengan teganya- membohongi hati kita sendiri, lalu berpura-pura kalau segalanya itu beres, baik baik aja dan bahagia. Tapi sesungguhnya senyum-palsu-yang-tidak-menyentuh-mata ini justru memperparah luka yang sedang kita tutupi. Bahkan membuatnya infeksi dan bernanah. Meninggalkan lubang menganga menyakitkan ditengah hati kita yang sudah kelewat perih karena disakiti.

Ini –sumpah- bukan curhatan galau, karena senyuman palsu ini gak hanya untuk mereka yang tersakiti karena masalah cinta dengan pacar atau gebetan. Bahkan kadang justru keluarga atau teman kita sendiri-lah yang menorehkan luka mendalam dan meninggalkannya begitu saja dengan keadaan bernanah dan berdarah-darah.

Jujur aja, ya, gue sendirir SANGAT SERING melakukan hal SUPER MUNAFIK (maap capslock-nya ga nyantai) diatas. Tapi sumpah, sama sekali gak membuat keadaan jadi lebih baik, karena orang yang menorehkan luka itu gak bakal tau perasaan kita sesungguhnya dan bakal terus menyakiti kita. Berulang-ulang.

Jujur aja, kalo hati lo udah tersakiti sampe lo harus tersenyum palsu untuk membohongi hati dan perasaan lo sendiri (re: sakit hati yang PARAH BE-GE-TE), lo gaakan bisa lagi menjalani segalanya dengan biasa biasa aja. Karena setiap momen hari yang lo lewatin cuma memperparah keadaan dan menuangkan perasan jeruk keatas luka lo yang udah parah dan susah disembuhin.

Terdengar kayak sinetron, mungkin, tapi gue pernah mengalami masa masa kayak gitu. Masa dimana gue tidur dalam keadaan kelelahan menangis dan bangun dengan keadaan berharap, berdoa, dan bertekad bahwa hari sebelumnya hanya mimpi buruk. Lalu keluarlah senyum munafik gue untuk membohongi dunia. Terdengar kayak Twilight, mungkin, tapi gue pernah mengalami masa masa seperti itu, masa dimana gue megap-megap kehabisan udara saat dia menorehkan luka baru. Masa dimana gue berpikir kalau hati gue mungkin udah rusak sepenuhnya dan gaakan bisa deperbaiki lagi. Terdengar kayak Love Command, mungkin, tapi gue pernah mengalami masa masa itu, masa dimana gue piker hati gue rusak, udah jadi besi berkarat, rongsok, pantas dibuang.

Beruntung gue masih sanggup bertahan masih sanggup membohongi diri gue sendiri kalau akan tiba saatnya nanti, seseorang yang lain akan memperbaiki hati gue, menjahit luka luka, memberikan penahan rasa sakit, mempoles karat karat dan memberikan degup baru di hati gue yang sudah mati rasa ini, beku, mati. Beruntung gue masih sanggup percaya, bahwa orang itu nantinya akan jadi udara baru, matahari baru, kalau perlu morfin baru yang akan memeprbaiki segalanya.

Tapi jujur aja, tersenyum palsu GAK SALAH. Karena toh lu hanya menyakiti diri sendiri dan juga membohongi perasaan diri lo sendiri, kan? Jadi menurut gue ya.. sah-sah aja-laaah, gak salah kok membohongi diri lo sendiri.. meskipun saat kebohongan itu tak kunjung menjadi kenyataan yang berarti, lo hanya membunuh diri lo sendiri, menorehkan luka final yang takkan pernah bisa diperbaiki.

0 komentar:

Post a Comment